REVIEW 3 JURNALTENTANG JARING MAKANAN (FOOD WEB)

Jurnal 1 :  Terrestrial and Aquatic Food Webs: Interlinking the Food Webs

Ringkasan: Artikel ini membahas perbedaan dan keterkaitan antara jaring makanan darat dan perairan. Ini menjelaskan perbedaan utama antara rantai makanan dan jaring makanan. Rantai makanan melibatkan susunan organisme linier dari produsen hingga predator puncak, sedangkan jaring makanan melibatkan rantai makanan yang saling berhubungan. Artikel tersebut kemudian membandingkan jaring makanan darat dan perairan. Dicatat bahwa perbedaan besar terjadi pada tingkat produktivitas primer karena perbedaan struktur autotrof dan ukuran antara kedua sistem. Autotrof akuatik seperti fitoplankton tidak memiliki jaringan struktural dan berukuran lebih kecil, sehingga memungkinkan laju pertumbuhan yang lebih cepat.

Artikel ini membahas kesamaan antara jaring makanan darat dan akuatik Jaring makanan darat dan akuatik membutuhkan dekomposer untuk siklus nutrisi dan dekomposisi, Kedua ekosistem saling terkait dan memberikan subsidi timbal balik satu sama lain, dengan gangguan di satu ekosistem mempengaruhi yang lain. Kedua jaring makanan dipengaruhi oleh pulsa sumber daya, yang mempengaruhi dinamika dan produktivitas ekosistem, Hutan tepi sungai, tepi sungai, dan sungai berfungsi sebagai tempat yang ideal untuk mengamati keterkaitan jaring makanan darat dan air.

Artikel ini juga membahas bagaimana dampak energi terhadap jaringan darat dan perairan secara berbeda karena variasi biogeokimia, laju pertumbuhan, dan waktu pembangkitan. Kawasan tepi sungai disoroti sebagai tempat di mana jaringan darat dan perairan berinteraksi secara kuat melalui subsidi. Artikel ini menyimpulkan bahwa kedua jaringan saling bergantung satu sama lain dan gangguan dapat merambat antar sistem yang terhubung.

Daftar pustaka :

Ali, A., & Nayyar, B, G. (2022). Terrestrial and Aquatic Food Webs: Interlinking the Food Webs. Vol 12       : (9). University of Sialkot : Journal of Ecosystem & Ecography

 

Jurnal 2 : Gastropoda di Perairan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma sp) Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang.

penelitian ini membahas tentang keanekaragaman jenis gastropoda yang terdapat pada lokasi budidaya rumput laut di Desa Tasiwalie, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis gastropoda yang hidup bersama di lokasi budidaya rumput laut (Eucheuma sp). Penelitian dilakukan dengan survei lokasi budidaya rumput laut. Sebanyak 312 sampel gastropoda ditemukan termasuk 9 spesies dari 8 genera dan 5 famili. Tiga spesies ditemukan di seluruh titik pengambilan sampel: Cerithidea cingulata, Terebralia sulcata, dan Terebralia palustris. Spesies yang ditemukan di lokasi tertentu tetapi tidak di lokasi lain termasuk Telecospium telecospium, Faunus ater, Rhinoclavis vertagus, Strombus microurceus, Nerita insculpta, dan Monodonta labio. Gastropoda memainkan peran penting secara ekologis dan sebagai bioindikator kualitas air. Pengamatan berkala terhadap keanekaragaman gastropoda dianjurkan.

Hasil dari penelitian ini adalah, mengidentifikasi 9 jenis gastropoda dari 8 genera dan 5 famili di lokasi budidaya rumput laut di Distrik Suppa.  Spesies Cerithidea cingulata, Terebralia sulcata, dan Terebralia palustris ditemukan di semua titik pengambilan sampel. Spesies lain, seperti Telecospium telecospium, Faunus ater, Rhinoclavis vertagus, Strombus microurceus, Nerita insculpta, dan Monodonta labio, ditemukan di lokasi tertentu dan tidak di lokasi lain. Nilai ekonomi gastropoda tinggi, dengan beberapa spesies memiliki cangkang mahal yang digunakan untuk dekorasi, dan yang lain digunakan sebagai makanan. Peneliti menyarankan mengamati secara berkala keanekaragaman spesies gastropoda di lokasi budidaya rumput laut untuk memahami pola interaksi antara organisme dan lingkungan.

Daftar pustaka :

Djunaid, R., & Setiawati, H. (2018). Gastropoda di Perairan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma sp) Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang.  Vol 19 (1) : 35-                              46. Universitas Muhammadiyah  Parepare : bionature

 

Jurnal 3 : Komunitas Fitoplankton Perairan Pantai Utara, Timur, Dan Selatan
Pulau Lombok

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komunitas fitoplankton di perairan pesisir Pulau Lombok bagian utara, timur, dan selatan. Sebanyak 83 spesies fitoplankton teridentifikasi dari tiga stasiun pengambilan sampel, dengan rincian 70 spesies tergolong Bacillariophyceae dan 13 spesies tergolong Dinophyceae. Perairan pesisir Lombok utara dan timur didominasi oleh Bacteriastrum delicatulum, sedangkan perairan pesisir selatan Lombok didominasi oleh Chaetoceros affinis. Secara umum perairan pesisir didominasi oleh spesies Chaetoceros. Bacteriastrum delicatulum ditemukan sebagai spesies paling melimpah di seluruh lokasi. Indeks keanekaragaman jenis pada masing-masing lokasi berada pada kategori sedang.

Studi yang dilakukan di perairan pesisir Pulau Lombok menemukan bahwa tiga stasiun pengambilan sampel didominasi oleh spesies dari genus Chaetoceros, dengan Bacteriastrum delicatulum menjadi spesies yang paling dominan dan melimpah di ketiga lokasi tersebut. Indeks keanekaragaman tiga perairan pesisir Pulau Lombok dikategorikan moderat Analisis komunitas fitoplankton dalam penelitian difokuskan pada kelimpahan (D), nilai kepentingan (NP), dan indeks keanekaragaman spesies (H’). Tiga titik pengambilan sampel didominasi oleh genus Chaetoceros, dengan masing-masing 11, 9, dan 7 spesies di Teluk Nare, Labuhan Pandan, dan Tanjung Ringgit. Studi ini juga menemukan bahwa komunitas fitoplankton di perairan Gili Ranggo, Teluk Serewe, Lombok Timur, didominasi oleh genus Chaetoceros dengan lebih dari 19 spesies

 

Daftar pustaka :

Khairuddin & Japa, L. (2014). Komunitas Fitoplankton Perairan Pantai Utara, Timur, Dan Selatan Pulau Lombok. Vol 14 (2) : 100-107. Universitas                                         mataram : jurnal biologi tropis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *