TELAAH ARTIKEL MENGENAI JARING MAKANAN DI PERAIRAN

TELAAH ARTIKEL MENGENAI JARING MAKANAN (FOOD WEB) DI EKOSISTEM PERAIRAN

 

ARTIKEL PERTAMA

Tingkat trofik menggambarkan tahapan perpindahan energi dari setiap tingkat ke tingkat berikutnya, dimulai dari produsen primer, konsumen primer (herbivora), predator sekunder, tersier, dan puncak. Pada dasarnya, tingkat trofik adalah urutan tingkat penggunaan makanan atau bahan dan energi yang dijelaskan dalam suatu rantai makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis dan tingkat trofik bagan yang ditangkap di perairan desa Ohoililiri, kabupaten Maluku Tenggara. Variabel yang dipertimbangkan meliputi komposisi spesies, panjang dan berat ikan, serta trofisitas mangsa. Alat penangkapan ikan yang digunakan dalam pengamatan adalah bagan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penangkapan ikan eksperimental (experimental fishing), yaitu memancing dengan alat tangkap bagan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat trofik ikan yang ditangkap di Bagan berada pada kelompok tingkat trofik (TL3) yang didominasi oleh jenis omnivora yang cenderung memakan hewan sehingga menyebabkan terjadinya perubahan struktur komunitas ikan dan piramida menjadi tidak stabil. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pengelolaan perikanan berdasarkan pendekatan interaksi trofik, dengan mempertimbangkan komponen ekosistem seperti stok ikan dan pola hubungan trofik atau rantai dan jaringan makanan yang berbeda.

REFERENSI

Almohdar, E., & Souisa, F.N.J. (2017). Komposisi Jenis dan Tingkat Trofik (Trophic Level) Hasil Tangkapan Bagan di Perairan Desa Ohoililir, Kabuaten Maluku Tenggara. Jurnal Sumber Daya Akuatik Indopasifik, 1(2), 165-173.

 

ARTIKEL KEDUA

Di Amerika Selatan, polusi merkuri dari penambangan emas merupakan ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia. Hasil pemeriksaan konsentrasi merkuri (Hg) pada ikan dari anak sungai yang ditambang dan tidak ditambang di tengah Sungai Mazarun di Guyana. Konsentrasi merkuri dan struktur jaring makanan trofik (berdasarkan isotop stabil karbon dan nitrogen) dikarakterisasi untuk mata air basal primer dan 39 spesies ikan yang mewakili tujuh kelompok trofik. Ikan yang dikumpulkan dari area pertambangan memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi; piscivora dan karnivora memiliki konsentrasi Hg tertinggi dan memiliki biomagnifikasi Hg yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan berukuran sedang dan besar yang biasa dimakan masyarakat setempat mengandung kadar Hg yang melebihi kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat tepi sungai di sepanjang Sungai Mazarun yang bergantung pada ikan sebagai makanan pokoknya. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sumber pencemaran Hg dan dampaknya terhadap kesehatan manusia di sungai Neotropis ini harus menjadi prioritas. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai bagaimana pencemaran Hg mempengaruhi ikan itu sendiri dan keanekaragaman hayati perairan secara keseluruhan, termasuk Sungai Mazarun, yang memiliki tingkat endemisme dan keanekaragaman ikan yang tinggi.

REFERENSI

Montana, C.G., Liverpool, E., Taphorn, D.C., & Schalk C.M. (2021). The Cost of Gold: Mercury Contamination of Fishes in a Neotropical River Food Web. Neotropical Ichtiology, 19(3), 1-23.

 

ARTIKEL KETIGA

Pergeseran kutub yang didorong oleh iklim, yang menyebabkan perubahan komposisi spesies dan kelimpahan relatif, baru-baru ini didokumentasikan di Kutub Utara. Di antara spesies yang bergerak paling cepat adalah ikan generalis boreal yang diharapkan mempengaruhi struktur jaring makanan laut dan ekosistem yang berfungsi secara substansial. Di sini, dibahas mengenai perubahan struktural pada tingkat jaring makanan yang disebabkan oleh pergeseran kutub melalui analisis jaringan topologi jaring makanan Andarctic boreal yang sangat terselesaikan di Laut Barents. Terdapat perbedaan yang cukup besar dalam sifat struktural dan konfigurasi tautan antara jaring makanan boreal dan thearctic, yang terakhir lebih modular dan kurang terhubung. Ditemukan bahwa karakteristik utama ikan boreal yang bergerak ke kutub ke wilayah Arktik Laut Barents adalah generalisme tinggi, sifat yang meningkatkan konektivitas dan mengurangi modularitas dalam jaring makanan laut Arktik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa habitat membentuk batas alami untuk modul jaring makanan, dan bahwa generalis memainkan peran fungsional penting dalam kopling pelagis dan benthicmodules. Dapat disimpulkan bahwa skrup habitat ini memiliki potensi untuk mempromosikan transfer energi dan materi antar habitat, tetapi juga penyebaran pertubasi, sehingga mengubah struktur jaring makanan laut Arktik secara signifikan dengan implikasi untuk dinamika dan fungsi ekosistem.

REFERENSI

Kortsch, S., Primicerio, R., Fossheim, M., Dolgov, A.V, & Aschan, M. (2015). Climate Change Alters The Structure of Arctic Marine Food Webs Due to Poleward Shifts of Boreal Generalists. The Royal Society Publishing, 282, 1-9.

 

KESIMPULAN DARI KETIGA ARTIKEL

Berdasarkan analisis pada ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa jaring makanan merupakan representasi visual dari hubungan trofik antarorganisme dalam suatu ekosistem. Secara umum, jaring makanan menggambarkan aliran energi dan transfer nutrisi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam suatu komunitas ekologis. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi jaring makanan, yaitu perbedaan tingkat trofik di suattu ekosistem perairan, pengelolaan interaksi trofik, parameter lingkungan habitatnya, serta indikator kebersihan atau ketersediaan sumber daya di habitatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *