TELAAH JURNAL JARING MAKANAN DI EKOSISTEM PERAIRAN

Nama: Nadia Putri Hidayat
NIM: 2224220086
Kelas: 3A
Jurnal 1
Dalam jurnal berjudul “Kelimpahan Fitoplankton dan Kaitannya dengan Beberapa Parameter Lingkungan Perairan di Estuari Sei Carang, Tanjungpinang,” yang diterbitkan dalam Journal of Marine Research, penelitian ini fokus pada hubungan antara parameter lingkungan akuatik dan kelimpahan fitoplankton di muara Sei Carang di Tanjungpinang. Tujuan penelitian mencakup penyelidikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton serta dampak jarak dari daratan terhadap ekosistem bakau. Fitoplankton, sebagai produsen utama dalam ekosistem perairan, berperan sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme laut, dan sekaligus menjadi indikator kesuburan air dan produktivitas. Meskipun hubungan langsung dengan jaring makanan tidak eksplisit disebutkan dalam sumber, dapat disimpulkan bahwa kelimpahan fitoplankton memiliki peran kunci dalam memelihara produktivitas dan keanekaragaman hayati seluruh jaring makanan di ekosistem muara.
Penelitian ini menggunakan metode survei yang dikombinasikan dengan analisis laboratorium untuk mengeksplorasi keterkaitan antara parameter lingkungan akuatik dan kelimpahan fitoplankton di muara Sei Carang. Berbagai parameter fisik dan kimia air, seperti suhu, oksigen terlarut (DO), dan konsentrasi fosfat (PO4), diukur secara cermat. Pengambilan sampel air untuk analisis fitoplankton dilakukan melalui metode acak dengan 30 titik saat air surut, menggunakan metode statis secara horizontal. Untuk analisis nutrisi, sampel air diambil dari 18 titik terdekat dan dianalisis menggunakan korelasi dan regresi berganda guna menentukan parameter yang berpengaruh pada kelimpahan fitoplankton. Selain itu, pengaruh jarak dari lahan terhadap ekosistem mangrove terhadap kelimpahan fitoplankton dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Metodologi penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kompleksitas hubungan antara parameter lingkungan dan kelimpahan fitoplankton di muara Sei Carang.
Temuan penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara kelimpahan fitoplankton dan produktivitas air yang tinggi di muara Sei Carang. Parameter seperti suhu dan konsentrasi fosfat (PO4) menunjukkan korelasi yang kuat dengan kelimpahan fitoplankton, menandakan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan distribusi fitoplankton. Studi ini menyoroti peranan faktor lingkungan dalam membentuk komunitas fitoplankton, di mana berbagai jenis fitoplankton menunjukkan respons yang bervariasi terhadap perubahan lingkungan. Hal ini menekankan pentingnya memahami karakteristik spesifik dan kemampuan adaptasi mereka. Penelitian juga mengidentifikasi dampak input sedimen dan kondisi air dangkal terhadap kejernihan dan kekeruhan air, yang dapat mempengaruhi penetrasi cahaya dan menghambat pertumbuhan fitoplankton. Selain itu, studi ini menegaskan pentingnya praktik pengelolaan yang tepat untuk mempertahankan konsentrasi fosfat optimal bagi pertumbuhan fitoplankton, termasuk melalui reboisasi bakau dan pengurangan pembuangan limbah domestik langsung ke badan air. Dengan memberikan wawasan yang berharga tentang hubungan antara kelimpahan fitoplankton dan parameter lingkungan di muara Sei Carang, penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika ekosistem muara dan implikasi ekologisnya.
Rahmah, N., Zulfikar, A., & Apriadi, T. (2022). Kelimpahan Fitoplankton dan Kaitannya dengan Beberapa Parameter Lingkungan Perairan di Estuari Sei Carang Kota Tanjungpinang. Journal of Marine Research, 11(2), 189-200.
Jurnal 2
Jurnal ini berjudul “Food Chains and Food Webs in Aquatic Ecosystems” telah diterbitkan dalam jurnal Applied Sciences. Jurnal ini secara khusus berfokus pada analisis rantai makanan dan jaring makanan di ekosistem perairan, mencakup studi empiris mengenai interaksi spesies dan dampak faktor lingkungan pada organisme. Fokus utamanya adalah pada pengembangan berbagai metode, baik eksperimental maupun teoretis/komputasi, yang berperan meningkatkan pemahaman ekologi dan digunakan untuk pemantauan serta penilaian ekosistem. Jurnal ini menonjolkan pentingnya metode seperti analisis isotop, kode batang DNA dengan isi usus, dan DNA lingkungan (eDNA) dalam pemantauan biologis dan penilaian ekosistem, memberikan hasil yang cepat dan akurat. Selain itu, penekanan juga diberikan pada perlunya pendekatan teoritis dan komputasi, seperti pemodelan jaring makanan dan analisis jaringan, untuk secara kuantitatif mengkarakterisasi interaksi spesies dan dinamika ekosistem. Penelitian yang disajikan dalam jurnal ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang struktur dan fungsi rantai makanan serta jaring makanan di ekosistem perairan, termasuk dampak gangguan lingkungan pada ekosistem tersebut.
Beragam metode telah dikembangkan untuk studi eksperimental dan teoretis/komputasi mengenai rantai makanan dan jaring makanan di ekosistem perairan. Salah satu metode yang umum digunakan adalah analisis isotop, yang berperan penting dalam pemantauan biologis dan penilaian ekosistem di ekosistem perairan. Selain itu, barcoding DNA dengan isi usus merupakan metode lain yang digunakan untuk mempelajari rantai makanan dan jaring makanan di ekosistem perairan. Untuk pemantauan biologis dan penilaian keanekaragaman dalam ekosistem perairan, teknik DNA Lingkungan (eDNA) digunakan, dengan mengintegrasikan urutan generasi berikutnya (NGS) untuk menentukan komposisi taksonomi komunitas akuatik dan menganalisis distribusi spasial komunitas. Pemodelan jaring makanan dan analisis jaringan merupakan pendekatan teoritis dan komputasi yang diterapkan untuk mengkarakterisasi secara kuantitatif interaksi antara spesies serta struktur dan dinamika ekosistem.
Analisis isotop telah menjadi alat yang efektif untuk mempelajari perilaku makan spesies dan menentukan lebar ceruk trofik berdasarkan rasio isotop karbon dan nitrogen yang stabil. Sebagai tambahan, barcoding DNA dengan isi usus digunakan untuk mengidentifikasi sumber makanan organisme, seperti rotifera, memberikan wawasan tentang pola makan dan interaksi ekologis mereka. Selain itu, teknik DNA lingkungan (eDNA), dikombinasikan dengan sekuensing generasi berikutnya (NGS), digunakan untuk menentukan komposisi taksonomi komunitas akuatik dan menganalisis distribusi spasial komunitas dalam kaitannya dengan parameter lingkungan dan tipe habitat. Penggunaan eDNA telah terbukti sebagai alternatif berharga untuk pemantauan biologis dan penilaian keanekaragaman dalam ekosistem perairan, memberikan variasi komposisi spesies yang lebih luas dibandingkan dengan identifikasi mikroskopis konvensional.
Kwak, I. S., & Park, Y. S. (2020). Food chains and food webs in aquatic ecosystems. Applied Sciences, 10(14), 5012
Jurnal 3
Jurnal penelitian yang berjudul “Identifying marine food web homogenization patterns” telah diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Marine Science. Fokus utama jurnal ini adalah untuk meningkatkan metodologi dalam mengidentifikasi pola homogenisasi jaring makanan, serta menetapkan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat homogenisasi tersebut. Dalam konteks ini, jurnal memberikan wawasan mendalam tentang berbagai jenis proses homogenisasi yang terjadi dalam ekosistem laut dan menyoroti signifikansi ekologisnya. Temuan dari penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi pada pengembangan metode identifikasi, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas. Informasi yang disajikan dalam jurnal ini dapat menjadi dasar bagi strategi pengelolaan ekosistem berbasis alam di masa depan, khususnya dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan demikian, jurnal ini bukan hanya sebuah kontribusi akademis, tetapi juga memiliki implikasi praktis yang relevan untuk pembuatan kebijakan dan praktek pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Jurnal penelitian ini menggunakan sistem indikator untuk mengidentifikasi pola homogenisasi jaring makanan laut yang berbeda. Penulis mengklasifikasikan jaring makanan menjadi tujuh jenis utama berdasarkan tiga proses homogenisasi yang berbeda: homogenisasi struktural, fungsional, dan sumber daya. Untuk mengukur homogenisasi jaring makanan, para peneliti menghitung modularitas jaringan (Q), jumlah total tautan (L), dan matriks kedekatan jaring makanan (Aij) menggunakan paket igraph R. Mereka juga menggunakan keragaman profil interaksi (IPD) sebagai indikator untuk mengukur keragaman fungsional atau redundansi dalam jaring makanan. Studi ini mengusulkan parameter (dk) untuk mengidentifikasi simpul sumber daya di jaring makanan berdasarkan tingkat keluarnya secara signifikan lebih besar daripada derajat mereka. Para peneliti menganalisis 41 jaring makanan laut dan menerapkan ambang batas untuk menentukan berbagai jenis homogenisasi jaring makanan berdasarkan indikator yang dihitung. Mereka memeriksa distribusi pola homogenisasi jaring makanan dari waktu dan ruang, mengkategorikan ekosistem laut ke dalam kategori yang terkena dampak manusia secara signifikan (S-HI) dan yang tidak signifikan yang terkena dampak manusia (I-HI).
Dari hasil penelitian, sekitar 60,1% homogenisasi adalah struktural, 46,3% fungsional, dan 61% adalah homogenisasi sumber daya. Ditemukan bahwa Tipe V menunjukkan universalitas baik dalam dimensi temporal maupun spasial, sedangkan Tipe III menunjukkan universalitas ketika jaring makanan didominasi oleh homogenisasi sumber daya. Tipe I, yang terkait dengan aktivitas manusia, menunjukkan lokalitas ketika jaring makanan hanya memanifestasikan homogenisasi struktural. Homogenisasi fungsional sering terjadi bersamaan dengan homogenisasi struktural, seperti yang terlihat pada Tipe IV dan Tipe VII. Tipe II, yang ditandai dengan homogenisasi fungsional, terkait langsung dengan aktivitas manusia selama 20 tahun terakhir. Studi ini memberikan pemahaman komprehensif tentang homogenisasi jaring makanan dan risiko terkaitnya, yang dapat menginformasikan strategi pengelolaan ekosistem berbasis alam untuk mengurangi dampak perubahan iklim di masa depan.
Xu, Y., Huo, X., Jordan, F., Zhou, M., Cai, Y., & Sun, J. (2023). Identifying marine food web homogenization patterns. Frontiers in Marine Science.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *