
Play Text-to-Speech:
Perkembangan dunia bisnis modern mendorong organisasi untuk berkomunikasi secara semakin cepat, tepat, dan strategis. Informasi tidak hanya perlu disampaikan, tetapi juga harus dipahami, diterjemahkan, dan menghasilkan tindakan. Di tengah kompleksitas lingkungan kerja—yang melibatkan hierarki organisasi, lintas fungsi, teknologi komunikasi, tekanan waktu, serta kebutuhan akurasi—kemampuan komunikasi menjadi kompetensi utama bagi setiap profesional.
Dalam konteks inilah muncul konsep Advanced Business Communication, sebuah pendekatan yang menempatkan komunikasi sebagai proses yang sistemik, terukur, dan berorientasi hasil. Salah satu kerangka populer dan praktis dalam pelatihan profesional adalah model 5W: Who – What to Say – Which Channel – Whom – What Effect.
Model ini tidak hanya membahas teknik berbicara atau menulis, tetapi berasal dari prinsip dasar komunikasi organisasi, teori persuasi modern, dan manajemen perubahan. Melalui lima langkah tersebut, komunikasi dipandang sebagai proses strategis yang harus direncanakan secara menyeluruh: dari siapa sumber pesan, apa kontennya, bagaimana cara menyampaikannya, siapa audiensnya, hingga dampak apa yang harus dihasilkan.
Artikel ini membahas setiap komponen secara mendalam, lengkap dengan contoh aplikasi di lingkungan bisnis, engineering, project management, operasional, serta manajemen eksekutif.
Bab 1: Who – Memahami Identitas dan Kredibilitas Komunikator
Tahap pertama dimulai dari sebuah pertanyaan mendasar: siapa yang menyampaikan pesan? Dalam teori komunikasi, sumber pesan (communicator) memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan komunikasi itu sendiri. Kredibilitas, keahlian, reputasi, dan posisi seseorang dalam organisasi akan membentuk cara audiens memproses informasi.
1.1. Kredibilitas Sebagai Dasar Pengaruh
Dalam Source Credibility Theory, sebuah pesan lebih mudah dipercaya jika pembicaranya:
- Memiliki kompetensi yang diakui
- Dipandang jujur dan objektif
- Memiliki pengalaman atau otoritas
- Menunjukkan rekam jejak yang konsisten
Ketika seorang manajer teknik memberikan penjelasan mengenai risiko keselamatan, pesan tersebut lebih mudah diterima dibandingkan jika disampaikan oleh staf baru tanpa pengalaman lapangan.
1.2. Peran dan Kapasitas Komunikator
Identitas komunikator meliputi:
- Jabatan atau posisi formal
- Tanggung jawab dan domain fungsi
- Peran dalam keputusan tertentu
- Tingkat otoritas yang melekat dalam posisinya
Hasil komunikasi akan berbeda ketika pesan dari:
- Supervisor kepada operator
- Manager kepada board of directors
- Engineer kepada procurement
- HSSE officer kepada kontraktor
Memahami peran memastikan gaya komunikasi selaras dengan ekspektasi audiens.
1.3. Dimensi Etika dan Profesionalisme
Komunikator yang efektif harus memperhatikan:
- Keakuratan data
- Keterbukaan terhadap pertanyaan
- Transparansi dalam risiko dan konsekuensi
- Sikap profesional ketika menghadapi perbedaan pendapat
Komunikasi yang etis menciptakan kepercayaan jangka panjang.
1.4. Self-Positioning: Bagaimana Anda Ingin Dipersepsikan
Setiap interaksi adalah kesempatan untuk membangun persepsi:
- Apakah Anda ingin dilihat sebagai seorang ahli?
- Pemimpin yang visioner?
- Problem solver?
- Negosiator?
- Penasihat strategis?
Posisi ini menentukan nadanya: formal atau santai, data-driven atau naratif, instruktif atau konsultatif.
Bab 2: What to Say – Merancang Isi Pesan Secara Efektif
Setelah memahami siapa komunikator, langkah berikutnya adalah menentukan apa yang harus disampaikan. Konten adalah inti komunikasi. Pesan yang tidak jelas, tidak tersusun, atau tidak relevan akan menghilangkan perhatian dan menurunkan efektivitas komunikasi.
2.1. Prinsip BLUF (Bottom Line Up Front)
Dalam bisnis, waktu adalah aset berharga. Banyak organisasi menganut pola komunikasi BLUF, yaitu menyampaikan kesimpulan atau poin utama di depan.
Contoh:
Alih-alih menjelaskan semua detail teknis kegagalan pompa, sampaikan inti pesan terlebih dahulu:
“Pompa gagal karena cavitation. Dibutuhkan penggantian impeller dan instalasi pressure relief dalam 24 jam.”
Barulah setelah itu dijelaskan data pendukung.
2.2. Struktur Pesan Menggunakan Pyramid Principle
Banyak profesional menggunakan pendekatan Barbara Minto:
- Mulai dari ide utama
- Turunkan menjadi argumen pendukung
- kemudian detail atau data pendukung
Struktur ini membuat pesan logis dan mudah diikuti.
2.3. Menyusun Pesan Berdasarkan Kebutuhan Audiens
Isi pesan harus disesuaikan dengan:
- Latar belakang audiens
- Tingkat pemahaman teknis
- Kebutuhan informasi
- Konteks situasi (krisis, rutin, strategis, operasional)
Contoh:
Eksekutif membutuhkan gambaran risiko dan keputusan.
Operator membutuhkan instruksi praktis dan langkah kerja.
2.4. Relevansi dan Fokus
Pesan harus:
- Tidak bertele-tele
- Menggunakan data yang mendukung argumen
- Menyertakan dampak finansial atau operasional
- Memiliki narasi yang terarah
Komunikasi tanpa fokus akan membingungkan audiens.
2.5. Komponen Wajib dalam Isi Pesan Bisnis
Biasanya mencakup:
- Fakta dan data utama
- Akar masalah dan penyebab
- Risiko dan dampak
- Alternatif solusi
- Rekomendasi
- Keputusan atau tindakan yang diharapkan
Pesan yang baik bukan hanya informatif, tetapi juga directive.
Bab 3: Which Channel – Memilih Media Komunikasi yang Tepat
Media atau saluran komunikasi sangat mempengaruhi bagaimana pesan diterima, dipahami, dan ditindaklanjuti. Pemilihan kanal yang tepat dapat mempercepat pengambilan keputusan dan mengurangi potensi salah komunikasi.
3.1. Jenis Saluran Komunikasi dalam Bisnis
Beberapa saluran umum meliputi:
- Email formal
- Rapat tatap muka
- Online meeting (Zoom/Teams)
- Teleconference
- Presentasi
- Laporan tertulis
- WhatsApp/Telegram
- Portal internal perusahaan
- Dashboard digital
- Surat resmi
Setiap kanal memiliki kelebihan dan kekurangan.
3.2. Klasifikasi Berdasarkan Urgensi dan Kompleksitas
- Urgent + Kompleks
→ Rapat langsung, telepon, atau meeting online - Urgent + Simple
→ Pesan singkat, chat, WhatsApp - Not Urgent + Kompleks
→ Laporan tertulis, email detail - Not Urgent + Simple
→ Email singkat atau memo
Komunikatur harus memilih kanal dengan mempertimbangkan kecepatan dan kedalaman pesan.
3.3. Media Kaya (Rich Media) vs. Media Tipis (Lean Media)
Menurut Media Richness Theory:
- Rich media seperti tatap muka atau video call lebih efektif untuk isu sensitif, kompleks, atau strategis.
- Lean media seperti email efektif untuk informasi rutin atau teknis yang memerlukan dokumentasi.
3.4. Risiko Salah Pilih Kanal
Beberapa risiko umum:
- Mengirim instruksi keselamatan kritis lewat chat → bisa diabaikan atau tidak terdokumentasi
- Menerangkan isu teknis rumit lewat telepon → rawan salah paham
- Mengumumkan perubahan besar via email → dianggap tidak empatik
Pemilihan kanal adalah keputusan strategis.
Bab 4: Whom – Mengidentifikasi dan Memahami Audiens
Komunikasi tidak akan efektif tanpa memahami siapa penerima pesan. Audiens adalah pusat dari proses komunikasi. Pesan harus disesuaikan dengan kebutuhan, ekspektasi, tingkat pemahaman, dan kepentingan mereka.
4.1. Segmentasi Audiens dalam Bisnis
Audiens bisa dibagi menjadi:
- Internal organisasi: atasan, bawahan, rekan kerja, manajemen lintas fungsi
- Eksternal: vendor, klien, kontraktor, pemerintah, auditor
- Teknis vs Non-teknis
- Operasional vs Strategis
Setiap segmen membutuhkan gaya komunikasi berbeda.
4.2. Mengetahui Pain Points dan Kepentingan Audiens
Pertanyaannya:
- Apa yang menjadi kepentingan mereka?
- Risiko apa yang mereka khawatirkan?
- KPI apa yang mempengaruhi keputusan mereka?
Contoh:
Seorang CFO akan fokus pada biaya, bukan hanya spesifikasi teknis.
4.3. Penyesuaian Bahasa dan Detail Teknis
Audiens teknis membutuhkan detail teknis.
Audiens manajemen membutuhkan gambaran besar.
Komunikasi efektif berarti bridging the gap.
4.4. Analisis Stakeholder
Dalam project management, komunikasi harus memperhatikan:
- Power (kekuatan pengaruh)
- Interest (kepentingan)
- Level of involvement
Stakeholder dengan power tinggi membutuhkan komunikasi rutin dan personal.
Bab 5: What Effect – Dampak dan Perubahan yang Diinginkan
Tahap kelima adalah esensi komunikasi bisnis: apa dampak yang ingin dicapai? Komunikasi dianggap berhasil bukan ketika pesan disampaikan, tetapi ketika pesan menghasilkan perubahan perilaku, keputusan, atau pemahaman.
5.1. Komunikasi sebagai Proses Berorientasi Hasil
Beberapa jenis efek yang diharapkan:
- Pemahaman (understanding)
- Persetujuan (alignment)
- Keputusan (decision-making)
- Tindakan (execution)
- Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi harus memiliki tujuan yang terukur.
5.2. Key Performance Indicators (KPI) dalam Komunikasi
Beberapa indikator efektivitas komunikasi:
- Seberapa cepat audiens merespon?
- Apakah tindakan dilakukan sesuai instruksi?
- Apakah terjadi penurunan error?
- Apakah keputusan yang diharapkan tercapai?
Komunikasi bukan hanya seni, tetapi juga manajemen.
5.3. Feedback Loop untuk Evaluasi Dampak
Dampak komunikasi harus dievaluasi melalui:
- Feedback langsung
- Observasi hasil
- Survei pemahaman
- Review meeting
- Audit internal
Tanpa feedback, komunikator tidak tahu apakah pesannya efektif.
Bab 6: Integrasi Kelima Komponen dalam Praktik
Model 5W bukan langkah terpisah; kelimanya harus digabungkan dalam satu proses berkesinambungan.
6.1. Contoh Kasus: Insiden HSSE
Who: HSSE Manager
What to Say: Kronologi insiden, penyebab, tindakan korektif
Which Channel: Rapat darurat + email resmi
Whom: Seluruh staf operasional dan manajemen
What Effect: Penghentian sementara operasi, implementasi kontrol baru
6.2. Contoh Kasus: Permintaan Budget ke CFO
Who: Section Manager
What to Say: Data reliabilitas, risiko finansial, ROI perbaikan
Which Channel: Presentasi formal
Whom: CFO dan board
What Effect: Persetujuan anggaran
6.3. Contoh Kasus: Instruksi Teknis ke Tim Lapangan
Who: Engineer Senior
What to Say: Langkah troubleshooting, risiko, alat yang dibutuhkan
Which Channel: Briefing lapangan
Whom: Operator dan teknisi
What Effect: Pekerjaan berjalan aman dan akurat
Bab 7: Manfaat Strategis Menguasai Model 5W
Beberapa dampak langsung bagi profesional dan organisasi:
7.1. Efisiensi Tinggi dalam Pengambilan Keputusan
Keputusan menjadi lebih cepat karena pesan lebih jelas dan tepat sasaran.
7.2. Peningkatan Produktivitas dan Kolaborasi
Tim lintas fungsi bekerja lebih sinkron karena komunikasi terstruktur.
7.3. Penurunan Risiko Miscommunication
Dengan saluran yang tepat dan pesan yang diformat baik, misinterpretasi berkurang drastis.
7.4. Penguatan Personal Branding Profesional
Komunikasi yang tajam dan profesional meningkatkan persepsi terhadap kredibilitas Anda.
7.5. Dukungan terhadap Kepemimpinan Efektif
Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan jelas akan lebih mudah memengaruhi dan menggerakkan tim.
Kesimpulan
Model Who – What to Say – Which Channel – Whom – What Effect memberikan kerangka kerja yang sangat kuat untuk komunikasi bisnis tingkat lanjut. Dengan memahami siapa komunikatornya, apa yang akan disampaikan, saluran apa yang digunakan, siapa audiensnya, dan dampak apa yang diharapkan, sebuah organisasi dapat membangun alur komunikasi yang lebih efisien, jelas, dan menghasilkan tindakan konkret.
Komunikasi bukan lagi sekadar pertukaran informasi, tetapi proses strategis yang mempengaruhi keputusan, perilaku, kualitas operasi, dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
Model 5W membuat komunikasi:
- Lebih terencana
- Lebih terstruktur
- Lebih tepat sasaran
- Lebih efektif
- Lebih menghasilkan dampak nyata
Dalam era bisnis yang semakin kompleks, kemampuan menguasai komunikasi strategis bukan hanya keunggulan kompetitif, tetapi syarat mutlak untuk kepemimpinan dan kinerja profesional.

Maintenance, projects, and engineering professionals with more than 15 years experience working on power plants, oil and gas drilling, renewable energy, manufacturing, and chemical process plants industries.